Batman

Kamis, 31 Januari 2013

KISAH RASULULLAH SAW MELARANG ALI BERPOLIGAMI


KISAH RASULULLAH SAW MELARANG ALI BERPOLIGAMI
(Penjelasan Habib Munzir Al-Musawa)

Meluruskan kesalahpahaman para penentang poligami yang memelintir sejarah sayyidina Ali kw dan Fatimah binti Rasulullah SAW untuk membela argumentasi mereka.


          Mengenai Fathimah Azzahra ra tentulah tak mengingkari poligami, dan ia tak akan mengingkari semua hukum Allah dan Sunnah Rasul saw. Ini menunjukkan bahwa tak mungkin Rasul saw mengajarkan sunnah poligami namun melarang khusus untuk putrinya, maka ini adalah pemahaman yg keliru, dan tentunya Putri Rasulullah saw ini sangat mulia dg mencintai sunnah Nabi saw, dan bisa dipastikan bahwa wanita mulia ini adalah wanita yg paling mencintai sunnah, karena Fathimah ra adalah didikan Rasulullah saw.
       
          Mengenai Rasul saw melarang Ali kw berpoligami, itu karena Ali kw berencana menikah dg putri Abu Jahal, dan tentunya Ali kw ingin menyelamatkan putri Abu Jahal yg muslimah dari kekejian ayahnya, namun Rasul saw tak menyetujui itu, karena mensejajarkan putri beliau saw dengan Putri Abu Jahal akan membuat fitnah baru dengan mengatakan bahwa Rasul saw memerangi kuffar namun berbesan dengan musuh Allah, memerintahkan muslimin memerangi orang orang kafir namun menyambung hubungan keluarga dengan pimpinan musuh Allah.
         
          Rasululloh SAW tidak melarang secara mutlak adanya poligami kepada Ali bin Abu Thalib, namun karena ada satu sebab, yaitu yang hendak dikhitbah oleh Ali adalah putrinya Abu Jahal, sedangkan Abu Jahal adalah musuh Islam, sehingga tidak mungkin putri Rasululloh SAW akan dimadukan dengan putrinya Abu Jahal. Dan berikut ini adalah salah satu redaksi hadits tersebut :
         
          “Dari Al-Miswar bin Makhromah, sesungguhnya Ali bin Abu Thalib mengkhitbah putrinya Abu Jahal, sedangkan di sisinya ada Fathimah putrinya Rasululloh SAW. Lalu tatkala Fathimah mendengar hal itu, maka ia mendatangi Rasulullah SAW lalu berkata kepada beliau : Sesungguhnya kaum-mu menceritakan bahwa sesungguhnya engkau tidak akan marah kepada putrimu, dan saat ini Ali hendak menikahi putrinya Abu jahal. Lalu Rasulullah SAW berdiri, lalu beliau membaca syahadat, kemudian bersabda “Amma Ba’du” : “Sesungguhnya aku telah menikahkan Abu al-Ash bin ar-Rabi’, lalu dia bercerita kepadaku dan berbuat benar kepadaku, dan sesungguhnya Fathimah binti Muhammad adalah sekerat daging dariku, dan sesuggguhnya aku hanyalah tidak suka kalau mereka membuat fitnah kepadanya, dan sesungguhnya dia demi Allah tidak akan berkumpul putrinya Rasulullah dengan putrinya musuhnya Allah di sisi satu orang lelaki untuk selama-lamanya”. Lalu Ali meninggalkan khitbahnya”.
(H.R. Muslim No : 4485). 

          Dan perlu menjadi catatan, bahwa Sayyidina Ali bin Abu Thalib setelah ditinggal wafat oleh Fathimah beliau juga berpoligami. Setelah hidup bersuami isteri selama kurang lbh 10 tahun, Fatimah r.a. meninggal dunia dalam usia 28 tahun. Sepeninggal Fatimah r.a. Imam Ali r.a. beristerikan beberapa orang wanita lainnya lagi. Menurut catatan sejarah hingga wafatnya Imam Ali r.a. menikah sampai 9 kali. Tentu saja menurut ketentuan-ketentuan yg tidak bertentangan dgn hukum Islam. Dalam satu periode tidak pernah lebih 4 orang isteri.

          Berikut nama istri-istri Ali:

  1. Umamah binti Abil ‘Ashiy. (Ia anak perempuan iparnya sendiri Zainab binti Muhammad s.a.w. kakak perempuan Fatimah r.a. Pernikahan dgn Umamah r.a. ini mempunyai sejarah tersendiri yaitu untuk melaksanakan pesan Sitti Fatimah r.a. kepada suaminya sebelum ia wafat. Nampaknya pesan itu didasarkan kasih-sayang yg besar dari Umamah ra. kepada putera-puterinya).
  2. Khaulah binti Ja’far bin Qais;
  3. Laila binti Mas’ud bin Khalid; 
  4. Ummul Banin binti Hazzan bin Khalid;
  5. Ummu Walad;
  6. Asma binti Umais; (sahabat terdekat Fatimah r.a. Asma inilah yg mendampingi Fatimah r.a. dgn setia dan melayani¬nya dgn penuh kasih-sayang hingga detik-detik terakhir hayat-nya).
  7. As-Shuhba 
  8. Ummu Sa’id binti ‘Urwah bin Mas’ud
  9. Muhayah binti Imruil Qeis


Al Mas’udiy dalam bukunya “Murujudz Dzahab” menyebut putera-puteri Imam Ali r.a. semuanya berjumlah 25 orang.
Sedangkan dalam buku “Almufid Fil Irsyad” dikatakan 27 orang anak.
Ibnu Sa’ad dalam bukunya yg terkenal “Thabaqat” menyebutnya 31 orang anak dgn perincian:
14 orang anak lelaki,
17 orang anak perempuan.
(Ini termasuk putera-puteri Imam Ali r.a. dari isterinya yg pertama).

Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar